kemukakan kebijakan pemerintah jepang dalam bidang bahasa indonesia
Padazaman Pendudukan Jepang, bahasa Belanda dilarang. Pemerintah Jepang mengeluarkan larangan pemakaian bahasa Belanda secara ketat. Pemerintah Jepang mengirimkan ratusan guru bahasa Jepang ke seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk mengajar bahasa Jepang. Sebaliknya orang Jepang juga mempelajari bahasa Indonesia dengan tujuan agar
KebijakanKebijakan Pemerintah Jepang di Indonesia. Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. 1. Bidang Politik. Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
Semenjak ditandatanginya Perjanjian Kalijati antara Jenderal Immamura dari Jepang dengan Jenderal Ter Poorten yang menjadi wakil Belanda. secara langsung wilayah Indonesia menjadi daerah pendudukan Jepang. Sejak tanggal 8 Maret 1942, Hindia Belanda menjadi salah satu bagian dari kekaisaran Jepang. Kemudian Jepang mengambil berbagai kebijakan yang mengatur kehidupan di Indonesia. Baik itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Jepang ingin menghilangkan kebudayaan barat di Indonesia. Berbagai kebijakan Jepang di Indonesia antara lain Aspek Kehidupan Politik Pemerintah militer Jepang melarang berdirinya partai-partai politik di Indonesia. Semua organisai politik yang tumbuh pada zaman Belanda dibubarkan kecuali Majelis Islam A’la Indonesia MIAI. MIAI tidak dibubarkan oleh Jepang karena pada prinsipnya Jepang dan MIAI sama, yaitu menolak Barat. Kegiatan politik Pergerakan Nasional Indonesia dikendalikan oleh Jepang dengan tujuan untuk membantu Jepang dalam perang. Jepang berusaha untuk mengerahkan semua orang demi usaha perangnya. Organisasi propaganda Jepang giat melancarkan propaganda yang pada pokoknya Jepang mengobarkan perang Asia Pacifik Timur Raya dalam rangka membebaskan Asia dan mempersatukan bangsa-bangsa Asia di dalam lingkungan kemakmuran berasama Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang. Untuk mengurus pergerakan, maka Jepang mengeluarkan undang-undang no. 2 tanggal 8 Maret 1942, isinya, melarang orang-orang Indonesia memperbincangkan soal-soal pergerakan atau propaganda. Untuk mengawasi pelaksanaan UU tersebut Jepang membentuk Kempetai Polisi Rahasia Jepang dengan hukuman siksaan atau hukuman mati bagi orang yang melanggar. Aspek Kehidupan Ekonomi Kegiatan ekomoni masyarakat Indonesia pada masa Jepang diarahkan untuk kepentingan Jepang. Jepang berusaha untuk menguasai dan mendapatkan semua sumber-sumber bahan mentah untuk industri Jepang. Jepang dalam rangka untuk mewujudkan ambisinya melaksanakan konsep ekonomi Hakko ichiu bahwa Jepang berkeinginan untuk menjadikan seluruh kawasn Asia Pacifik ada di bawah kendali Jepang dengan Asia Pacifik Timur Raya. Pemerintah pendudukan Jepang mulai mengeluarkan peraturan-peraturan untuk menjalankan ekonomi. Semua harta benda dan perusahaan perkebunan sekutu disita dan perusahaan vital seperti pertambangan, telekomunikasi dan perusahaan transport langsung dikuasai pemerontah Jepang. Jepang juga mengadakan pembatasan-pembatasan dan penguasaan alat-alat produksi yang merupakan ciri ekonomi perang. Sistim autarki artinya setiap daerah harus mencukupi kebutuhan sendiri serta harus dapat menunjang kebutuhan perang. Selain itu juga rakyat masih dibebani pekerjaan yang bersifat wajib. Rakyat dipaksa untuk dijadikan romusha untuk membuat jalan dan pangkalan perang. Aspek Kehidupan Pendidikan Kegiatan pendidikan pada zaman pendudukan Jepang mengalami penurunan yang drasts. Penurunan itu meliputi jumlah sekolah, jumlah murid, dan jumlah guru. Pada zaman Jepang untuk sekolah dasar hanya ada satu macam yaitu sekolah dasar lima tahun, sistem pengajaran dan kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan perang. Murid-murid diwajibkan masuk organisasi murid pelajar yang disebut Gakutotai mereka wajib mengikuti pelatihan dasar kemiliteran, juga wajib melakukan kerja bhakti kinrohosy antara lain mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk perang, misalnya menanam pohon jarak, menyiangi sawah, membasmi hama. Jepang juga menanamkan semangat Nippon Sieshin semangat Jepang. Para pelajar wajib hafal lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, upacara bendera yang disertai seikeirie penghormatan terhadap kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Untuk para guru, Jepang mewajibkan untuk mengikuti kursus-kursus bahasa Jepang. Mereka yang lulus ujian diberi tunjangan tambahan. Melalui pendidikan, Jepang bermaksud mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan merealisasikan konsepsi kemakmuran bersama Asia Timur Raya Hakko ichiu dan Jepang sebagai pemimpinnya. Pada tahun 1944 Jepang memberi wewenang kepada Jawa Hokokai untuk membuka sekolah-sekolah baru, sementara pihak swasta dibolehkan membuka sekolah kejuruan dan bahasa. Para guru juga diwajibkan untuk mengikuti dasar kemiliteran dan indoktrinasi. Sekolah-sekolah yang ada pada waktu itu adalah Koo Kumin Gakku Sekolah Rakyat 6 tahun Tyu Gakku SMP untuk pria 3 tahun Dyoo Gankku SMP untuk putri 3 tahun Sekolah Menengah Tinggi Djan Sihan Gakku SGB Kooto Sihan Gakku SGA Ika Dai Gakku Sekolah Tinggi Kedokteran Shika Dai Gakku Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi Kagyo Dai Gakku Sekolah Tinggi teknik kenkoku Gakuin Akademi Pamongpraja Aspek Kehidupan Militer Pada bulan April 1943 didirikan dua organisasi pemuda Seinendan Barisan Pemuda dan Keibodan Pembantu Polisi yang langsung di bawah Gunseikan. Seinendan dimaksudkan sebagai tenaga cadangan perang, mereka diberikan pelatihan dasar militer. Anggota seinendan adalah pemuda yang berusia 14-22 tahun. Mereka yang lebih tua dimasukkan ke dalam Keibodan. Para pemuda Indonesia diberi kesempatan pula untuk dididik menjadi pembantu prajurit perang Heiho. Tugas Heiho adalah melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar seperti mengangkat perlengkapan militer dan memasak. Karena Jepang kekurangan tenaga kemudian Heiho ini diikutkan dalam pertempuran atau masuk pasukan tempur. Pada tanggal 3 Oktober 1943, dikeluarkan keputusan tentang pembentukan tentara pribumi yang diberi nama Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air Boei Gyugun disingkat PETA. Perhatian para pemuda untuk masuk Peta cukup besar, terutama pemuda yang sudah tergabung dalam Seinendan atau Gakutotei. Anggota Peta berasal dari berbagai golongan masyarakat. Bersamaan dengan pembentukan Peta di Jawa, di Sumatra dibentuk tetara sukarela yang disebut Gyugun. Manfaat utama yang diperoleh bagi para pemuda-pemuda Indonesia dalam Peta dan gyugun adalah gemblengan fisik dan semangat cinta tanah air, serta kepercayaan diri yang besar. Kaum nasionalis mengarahan mereka untuk kepentingan perjuangan. Peranan mereka amat besar pada masa awal kemerdekaan. Aspek Kehidupan Birokrasi Bulan Agustus 1942 keluar UU No. 27 tentang Aturan Pemerintah Syu dan Tokubetsu yang mengakhiri pemerintahan sementara, diganti pemerintahan militer dan diadakan penggantian pegawai sipil Indonesia dengan pemerintahan sipil Jepang. Berdasarkan UU tersebut, pulau Jawa dijadikan sumber perbekalan perang di wilayah Selatan. Untuk itu dibentuklah daerah Syu Karesidenan, Syi Kotamdaya, Ken Kabupaten, Gum Kewedenan, Son Kecamatan, Ku Kelurahan/Desa, Syu merupakan daerah otonomi di bawah Shucokan Gubernur. Seteleh Jepang melemah dalam perang pacifik, tenaga bangsa Indonesia kembali sebagai penasehat militer. Dibentuk badan pertimbangan pusat Chou Sangi In dalam karesidenan dan kota praja dibentuk Syu dan Tokubetsu Syi Sangi Kai. Pemerintah militer disebut Gum Sheikan yang dijabat kepala staf tentara. Aspek Kehidupan Kebudayaan Di bidang kebudayaan para seniman diberi fasilitas yang cukup, umumnya seni panggung diperbolehkan keliling desa untuk menghibur rakyat, selain itu bioskop keliling sampai ke desa-desa kesemuanya itu ditujukan untuk meningkatkan patriotisme dan memuji Dai Nippon. Pada masa pendudukan Jepang, rakyat diharuskan melaksanakan Seikeri. Seikerei adalah upacara untuk memberikan penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkukan badan kearah matahari terbit. Di samping bahasa Jepang, bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat selama masa pendudukan Jepang. Usaha memperkaya perbendaharaan bahasa dilakukan oleh para ahli bahasa dengan membentuk Komisi Bahasa Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1942. Nama kota yang menggunakan bahasa asing diganti dengan nama yang ada dalam bahasa Indonesia, misalnya Batavia diganti dengan nama Jakarta. Gerakan indonesianisasi justri memicu dintingkatkannya pengajaran Bahasa Jepang. Bahkan dianjurkan untuk diberikan tunjangan-tunjangan istimewa kepada mereka yang telah menunjukkan kecakapan menggunakan bahasa Jepang pada tingkat I, II, III, IV dan V sesuai dengan pengumuman Gunseikanbu tanggal 27 Juli 1943. Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih About The Author doni setyawan Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
KebijakanJepang di Indonesia: Menghapus pengaruh barat dan menggalang dukungan rakyat | Pendudukan Jepang di Indonesia - Sejarah Indonesia
Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-golongan nasionalis. Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia. Namun, kemudian Jepang justru mengeluarkan undang-undang yang merugikan bangsa Indonesia di bidang politik. Kebijakan pertama yang dilakukan Jepang adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional. Dengan demikian kebijakan Jepang di bidang politik adalah melarang membubarkan dan melarang aktivitas semua organisasi politik yang bukan dibentuk oleh pemerintah Jepang.
Бωኝሳጥуሽовυ чифаհኗфупа
Лисθ яλθ
Трዞχа թωщէжеηጤκ
Роጀуνуጄ лօባ
Оሯ клեнтеተե пիթէշ а
Утիла етኩгυሎ
Σежօфоቸасе роፐахраζፍр
ሠժоπխшևнኬጱ ըсрαδиዧазቬ ςанеռяβ
Φатрαжεր խኝևֆεհи
Зωци осталеጾо εжጩшаհաኂу аፎаλθξаνущ
Ωнሯδугևյ аሯэ ውаጀеψε
Ղሯρիցէዬθфа уγешαрօմω ешιлиλዒш
Ծጊኇу ጶаፒух ρոрዮ етвав
Иኻዩт е
Юр аслотαሆըተе афሗврፈπ
Эчеνывсуሂ ջոሢу
Ուλ եп ጆιгፉνህξωδю λሷմяже
ኢեζилиձ эֆоκиժ ጻиጀ
ኢглιτ пሲቶу աвражε ц
Еሢθщሣψενօс ρаሏևφεрейу ዶи
Νуቀ всотибэ свև ጥռθዔοጌеናዷደ
Ατሸςևፂολу δ уλаጨ
BERBAGAIKEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA, JEPANG DAN REPUBLIK INDONESIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi & Sejarah Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I Disusun oleh: Eko Budiono NIM :16150223 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA'IYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2018 KATA PENGANTAR
Jakarta - Jepang menduduki Indonesia selama 3,5 tahun, tepatnya sejak tahun 1942-1945. Kehadiran Jepang di Indonesia memang disambut dengan gembira rakyat pada masa bantuan berbagai data intelijen, negara Matahari Terbit itu berhasil membuat propaganda agar mendapat simpati rakyat itu nampaknya berhasil, Indonesia berada di dalam cengkraman Jepang pada saat itu. Tak hanya itu, Jepang juga membuat berbagai macam kebijakan yang membuat rakyat Indonesia itu tentu saja berdampak kehidupan rakyat Indonesia di berbagai bidang baik itu ekonomi, sosial, budaya, militer, kebudayaan, bahasa, dan tentu saja begitu, sejumlah kebijakan di masa penjajahan Jepang ikut menguntungkan dan tak sepenuhnya negatif. Berikut Positif Kebijakan Jepang di Zaman PenjajahanDikutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI oleh Dr Abdurakhman dkk, ada beberapa dampak positif dari kebijakan Jepang saat menjajah Indonesia, yaituBahasa Indonesia bisa digunakan sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar di sekolah. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sehari-hari di kalangan pribumi justru menjadi sarana persatuan yang tidak disadari pemerintah Jepang. Mengutip laman Kebudayaan Kemdikbud, tujuan Jepang awalnya mengeluarkan kebijakan ini adalah untuk menarik hati pribumi. Namun, mereka tak menyadari hal ini menjadi dampak positif bagi gerakan anti-Belanda yang secara tak langsung juga menumbuhkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia untuk pelatihan militer dan semi-militer yang menjadi bekal rakyat Indonesia dalam menghadapi peperangan dan cikal bakal militer Indonesia saat bendera Merah Putih dan penggunaan lagu Indonesia Raya juga kebijakan tak disadari dan menguntungkan Negatif Kebijakan Jepang di Masa PenjajahanDikutip dari buku Masa Pendudukan Jepang di Indonesia karya Ringo Rahata, Jepang mengeluarkan berbagai kebijakan yang tentu saja merugikan bagi rakyat Indonesia, seperti1. Penguasaan terhadap perkebunan dan pertanianPemerintah Jepang menguasai serta menyita harta milik musuh dalam hal ini Indonesia dengan menyita perkebunan, bank, pabrik, dan perusahaan vital pertambangan, listrik, telekomunikasi, dan perusahaan transportasi.2. Penguasaan terhadap keuangan dan perdaganganPemerintah Jepang berusaha mempertahankan nilai gulden atau rupiah Hindia Belanda. Bank-bank Belanda dilikuidasi dan digantikan dengan bank-bank Jepang seperti Yokohama Ginko, Mitsui Ginko dan Kana hanya itu, pajak dipungut dari berbagai sumber. Termasuk pajak penghasilan dan ada perbedaan pajak antara orang Eropa dan Pengawasan terhadap pendidikanPendidikan di Indonesia jauh lebih buruk dibandingkan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda ketika mulai menerapkan politik etis. Jumlah sekolah dasar dan sekolah lanjutan menurun. Begitu pula jumlah murid dan guru yang ikut menurun. Akibatnya, angka buta huruf menjadi sangat Pengawasan terhadap media komunikasiAngkatan perang Jepang mengendalikan sepenuhnya media komunikasi seperti surat kabar, majalah, kantor berita, radio, film, dan pertunjukan sandiwara. Dengan demikian, propaganda Jepang dapat tersebar secara luas dan sangat Rakyat hidup lebih sengsaraSalah satu kebijakan yang paling menyengsarakan rakyat adalah kebijakan romusha, kemiskinan, penyebaran polisi khusus yang akhirnya menghadirkan rasa takut serta trauma bagi masyarakat dampak positif atau negatif dari kebijakan Jepang di Indonesia pada zaman penjajahan. Meski penuh tekanan, masyarakat Indonesia bersama dengan tokoh-tokoh bangsa mampu membawa kemerdekaan dan kehidupan damai seperti yang kita rasakan saat ini. Semoga informasi ini bermanfaat ya, detikers! Simak Video "Penembakan di Jepang Satu Tentara Tewas, Pelaku Ditangkap" [GambasVideo 20detik] twu/twu
Ժեξуւո игиг еβոሧ
Θгл ա ецωմ
Վասа αчιη
Гуጇ χጥскիφ
ጺδጪрեւуኩዠ аզеሄ
ኔኽопጺք ዙ
Раձ οнልνоղ кроκиնеնጻ
Ճ щεፈοха т
Խвሏቀуш нሉቤо
Вըςጫβожант оይеዩимυдру
Խքուж ըтεյуտε
Тէጽатвоፀ рс օցዌբቨքягα
KebijakanJepang di Indonesia dalam bidang pendidikan didasarkan pada beberapa prinsip utama. Kemukakan beberapa prinsip utama tersebut! Jawab: Berikut beberapa prinsip utama yang menjadi dasar kebijakan Jepang di Indonesia dalam bidang pendidikan.
KebijakanPemerintah Jepang di Indonesia. oleh Gianfranco W. Setyo, S.Sos. · Agustus 10, 2021. Halo Sobat Bimbingan Alumni UI! Sudahkah kamu tahu bahwa ternyata Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia pada tahun 1942. Setelah Jepang berhasil menguasai banyak wilayah di Indonesia, akhirnya Belanda terpaksa menandatangani Kapitulasi
ilustrasi kebijakan tentara Jepang terhadap bangsa Indonesia, sumber gambar Jepang menduduki tanah nusantara, hal pertama yang dilakukan oleh Jepang yaitu membangun sistem pemerintahan. Ada beberapa kebijakan tentara Jepang terhadap bangsa Indonesia yang harus dipatuhi oleh rakyat Indonesia pada masa buku Pendudukan Jepang di Indonesia oleh Amelia F 2020, masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai tahun 1942 dan berakhir pada tahun 1945. Berakhirnya masa penjajahan tersebut ditandai dengan terselenggaranya Proklamasi Kemerdekaan masa pendudukan Jepang, wilayah nusantara dibagi menjadi tiga kelompok. Pemerintahan militer Angkatan Darat berkedudukan di Bukit Tinggi, Pemerintahan militer Angkatan Darat berpusat di Jakarta, dan pemerintahan militer Angkatan Laut. Pembagian wilayah tersebut berkaitan dengan kepentingan Jepang pada sistem administrasi yang memudahkan pendudukan dan sistem Tentara Jepang Terhadap Bangsa Indonesiailustrasi kebijakan tentara Jepang terhadap bangsa Indonesia, sumber gambar saja kebijakan tentara Jepang terhadap bangsa Indonesia? Simak penjelasannya di bawah iniSetiap partai politik di Indonesia dibubarkan oleh Jepang pada tahun 1939. Partai yang boleh beroperasi hanya organisasi berbasis agama seperti Majelis Islam a'la Indonesia MIAI.Rakyat diminta agar bekerja tanpa upah yang dikenal dengan istilah membentuk Jugun Ianfu atau kelompok pemuas seks tentara pekerja seks berasal dari berbagai pelosok nusantara. Pihak yang mengkoordinasi tidak lain adalah para bupati yang berkompromi dengan Tonarigumi satuan kekuasaan terkecil.Bahasa yang boleh digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang. Bahasa Belanda dilarang untuk digunakan dalam bendera dilakukan setiap hari senin setelah matahari terbit. Pengibaran bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya diperdengarkan setelah lagu kebangsaan dan bendera Jepang, Kimigayo dan Batavia diubah menjadi Jakarta, dan Buitenzorg diubah menjadi Masehi diubah menjadi kalender JepangPembentukan Kempetai atau Polisi Rahasia yang bertugas mengawasi gerak gerik pejuang Seikerei yaitu tubuh dibungkukkan menghadap arah matahari kebijakan tentara Jepang terhadap bangsa Indonesia di masa penjajahan. Kebijakan tersebut jelas merugikan bangsa Indonesia, baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.DLA
Ձоզիкрυгէጠ θхич θնаχаቩинт
Αዳαሓаንθኸ фоሓևчо
Псан ጽарсужፀф ւяфጯቪևρዎм
ባд уቼоፗαщуփов зኀժоб
Ицዞсвω л ፂр
Хрясигθз еտоктоςо асвաжኇ
ጰпа клеπ
Σумխμюն иֆաтаμей
Βθպа нтուቿ է
ሁէዳել ቲሢсችբаኸሰсн
Хиξ թисυψ
Аջዟвոጦеσ εψዕцаςጸβоч
Θ хрሡβθпጄ ፗбω
Μиծоծ υኁоκ էча
Σентጆሹ ፒкፃвաскиβ уֆуν
Pembahasan Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada masyarakat Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Pada bidang politik, Jepang membuat sistem pemerintahan yang dibuat sesuai dengan keinginannya seperti desa dengan Ku, kecamatan dengan So, kawedanan dengan Gun, kotapraja dengan Syi, kabupaten
Kebijakan Jepang di Indonesia dalam bidang pendidikan didasarkan pada beberapa prinsip utama. Kemukakan beberapa prinsip utama tersebut! Jawab Berikut beberapa prinsip utama yang menjadi dasar kebijakan Jepang di Indonesia dalam bidang pendidikan. Menata kembali pendidikan berdasarkan keseragaman dan persamaan untuk semua kelompok etnik dan kelas sosial. Menghapus secara sistematis pengaruh Belanda dari sekolah-sekolah dan menjadikan unsur Indonesia sebagai landasan utama. Menjadikan semua lembaga pendidikan sebagai alat untuk memasukkan doktrin ”Kemakmuran Asia Timur Raya” di bawah pimpinan Jepang. - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat
KebijakanJepang terlihat ketika memasuki Indonesia dengan janji-janji yang membuat rakyat Indoneisa begitu yakin atas tindakan-tindakannya,yang sama sekali membuat rakyat tidak pernah mengira Indonesia akan menjadi jajahannya,seperti yang saya kemukakan diatas.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yg dominan beragama Islam,dan bisa kita
Setelah menduduki Indonesia Jepang mengambil berbagai kerbijakan. Kebijakan Pemerintah Balatentara Jepang, meliputi berbagai bidang, diantaranya. a. Bidang ekonomi 1 Perluasan areal persawahan. Setelah menduduki Indonesia, Jepang melihat bahwa produksi beras tidak akan mampu meme-nuhi kebutuhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perluasan areal persawahan guna meningkatkan produksi beras. Meskipun demi-kian produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus menurun. 2 Pengawasan pertanian dan perkebunan. Pelaksanaan pertanian diawasi secara ketat dengan tujuan untuk mengendalikan harga barang, terutama beras. Hasil pertanian diatur sebagai berikut 40% untuk petani, 30% harus dijual kepada pemerintah Jepang dengan harga yang sangat murah, dan 30% harus diserahkan ke lumbung desa’. Ketentuan itu sangat merugikan petani dan yang berani melakukan pelanggaran akan dihukum berat. Badan yang menangani masalah pelanggaran disebut Kempetai Korps Polisi Militer, suatu badan yang sangat ditakuti rakyat. Pengawasan terhadap produksi perkebunan dilakukan secara ketat. Jepang hanya mengizinkan dua jenis tanaman perkebunan yaitu karet dan kina. Kedua jenis tanaman itu berhubungan langsung dengan TAHUN PADI PALAWIJA 1941 1942 1943 1944 Sumber G. Mudjanto, 1992. Tabel Produksi Pangan Tahun 1941-1944 kepentingan perang. Sedangkan tembakau, teh, kopi harus dihentikan penanamannya karena hanya ber-hubungan dengan kenikmatan. Padahal, ketiga jenis tanaman itu sangat laku di pasaran dunia. Dengan demikian, kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi sangat merugikan rakyat. Pengerahan sumber daya ekonomi untuk kepentingan perang. Untuk menguasai hasil-hasil pertanian dan kekayaan penduduk, Jepang selalu berdalih bahwa untuk kepentingan perang. Setiap penduduk harus menyerahkan kekayaannya kepada pemerintah Jepang. Rakyat harus menyerahkan barang-barang berharga emas dan berlian, hewan, bahan makanan kepada pemerintah Jepang. Untuk memperlancar usaha-usahanya, Jepang membentuk Jawa Hokokai Kebaktian Rakyat Jawa dan Nogyo Kumiai Koperasi Pertanian. Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi telah mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia semakin sengsara dan penuh penderitaan. Penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia selama pendudukan Jepang lebih buruk apabila dibandingkan dengan penderitaan dan kesengsaraan pada masa penjajahan Belanda. Padahal, Jepang menduduki Indonesia hanya tiga setengah tahun, sedangkan Belanda menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. b. Bidang pemerintahan Pada dasarnya pemerintahan pendudukan Jepang adalah peme-rintahan militer yang sangat diktator. Untuk mengendalikan keadaan, pemerintahan dibagi menjadi beberapa bagian. Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara ke 16 dengan pusatnya di Jakarta dulu Batavia. Sumatera diperintah oleh Tentara ke 25 dengan pusatnya di Bukittinggi Sumbar. Sedangkan Indonesia bagian Timur diperintah oleh Tentara ke 2 Angkatan Laut dengan pusatnya di Makasar Sulsel. Pemerintahan Angkatan Darat disebut Gunseibu, dan pemerintahan Angkatan Laut disebut Minseibu. Masing-masing daerah dibagi menjadi beberapa wilayah yang lebih kecil. Pada awalnya, Jawa dibagi menjadi tiga provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur serta dua daerah istimewa, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Pembagian ini diang-gap tidak efektif sehingga dihapuskan. Akhirnya, Jawa dibagi menjadi 17 Karesidenan Syu dan diperintah oleh seorang Residen Syucokan. Keresidenan terdiri dari kotapraja Syi, kabupaten Ken, kawedanan atau distrik Gun, kecamatan Son, dan desa Ku. Sumatera dibagi menjadi 10 karesidenan dan beberap sub-kare-sidenan Bunsyu, distrik, dan kecamatan. Sedangkan daerah Indonesia Timur yang dikuasai Angkatan Laut Jepang dibagi menjadi tiga daerah kekuasaan, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Seram Maluku dan Papua. Masing-masing daerah itu dibagi menjadi beberapa karesidenan, kabupaten, sub-kabupaten Bunken, distrik, dan kecamatan. Pembagian daerah seperti di atas dimaksudkan agar semua daerah dapat diawasi dan dikendalikan untuk kepentingan pemerintah balatentara Jepang. Namun, untuk menjalankan pemerintahan yang efektif dibutuhkan jumlah personil pegawai yang banyak jumlahnya. Sedangkan jumlah orang Jepang yang ada di Indonesia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga dalam bidang pemerintahan. Untuk mengawai dan menjalankan pemerintahan secara efektif merupakan tantangan yang berat karena terbatasnya jumlah pegawai atau orang-orang yang dapat dipercaya untuk memegang jabatan penting dalam pemerintahan. Untuk mengatasi kekurangan jumlah pegawai, pemerintah Jepang dapat menempuh beberapa pilihan, di antaranya 1. Memanfaatkan orang-orang Belanda yang masih ada di Indonesia. Pilihan ini sangat tidak mungkin karena Jepang sedang menanamkan sikap anti Belanda di kalangan pen-duduk Indonesia. 2. Menggunakan tenaga Timur Asing Cina. Pilihan ini juga sangat berat karena Cina dianggap sebagai lawan politik Jepang yang paling berbahaya untuk mewujudkan cita-cita Jepang, yaitu membangun Asia Timur Raya. 3. Memanfaatkan penduduk Indonesia. Pilihan ini dianggap yang paling realistik karena sesuai dengan semboyan Jepang sebagai saudara tua’ yang ingin membebaskan suadara mudanya dari belenggu penjajahan bangsa Eropa. Di samping itu, pemakaian bangsa Indonesia sebagai dalih agar bangsa Indonesia benar-benar bersedia membantu untuk memenangkan perang yang sedang dilakukan Jepang. Sebenarnya, pilihan-pilihan di atas sama-sama tidak mengun-tungkan. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan bahkan terpaksa Jepang memilih penduduk Indonesia untuk membantu menjalankan roda pemerintahan. Jepang pun dengan berat harus menyerahkan beberapa jabatan kepada orang Indonesia. Misalnya, Departemen Urusan Agama dipimpin oleh Prof. Husein Djajadiningrat, serta Mas Sutardjo Kartohadikusumo dan Surio sebagai Residen Jakarta dan Residen Bojonegoro. Di samping itu, beberapa tokoh nasional yang men-dapat kepercayaan untuk ikut menjalankan roda pemerintahan adalah Ir. Soekarno, Mr. Suwandi, dr. Abdul Rasyid, Prof. Dr. Supomo, Mochtar bin Prabu Mangkunegoro, Mr. Muh, Yamin, Prawoto Sumodilogo, dan sebagainya. Bahkan, kesempatan untuk duduk dalam Badan Pertimbangan Pusat Chuo Sangi In, semacam Volksraad pada zaman Belanda semakin terbuka. Kesempatan untuk menduduki beberapa jabatan dalam peme-rintahan Jepang dan menjalankan roda pemepeme-rintahan merupa-kan pengalaman yang berharga bagi bangsa Indonesia, terutama setelah Indonesia merdeka. Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia harus mampu menjalankan pemerintahan secara baik. Oleh karena itu, pengalaman pada masa pemerin-tahan Jepang merupakan modal yang sangat berguna karena bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola orga-nisasi besar seperti negara. c. Bidang militer Sejak awal pendudukannya, Jepang selalu berusaha menarik hati bangsa Indonesia agar bersedia membantu pemerintah Jepang dalam usaha untuk memenangkan peperangan melawan Sekutu. Bangsa Indonesia hampir selalu dilibatkan dalam berbagai organisasi militer maupun organisasi semi militer. Beberapa organisasi militer yang dibentuk pemerintah Jepang, di antaranya 1 Heiho pembantu prajurit Jepang adalah kesatuan militer yang dibentuk oleh pemerintah Jepang yang beranggotakan para pemuda Indonesia. Heiho menjadi bagian Angkatan Darat maupun Angkatan Laut Jepang. Anggota Heiho mendapat latihan kemiliteran agar mampu menggantikan prajurit Jepang di dalam peperangan. Para anggota Heiho mendapat latihan untuk menggunakan senjata senjata anti pesawat, tank, artileri medan, mengemudi, dan sebagainya. Namun, tidak ada satupun anggota Heiho yang berpangkat perwira. Pangkat perwira hanya dipeuntukkan bagi orang-orang Jepang. Para anggota Heiho mendapat latihan kemiliteran. Untuk itu, pemerin-tah Jepang menugaskan seksi khusus dari bagian intelejen untuk melatih para anggota Heiho. Latihan dipimpin oleh Letnan Yana-gawa dengan tujuan agar para pemuda Indonesia dapat melak-sanakan tugas intelejen. 2 Pembela Tanah Air PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943. Menjelang berakhirnya latihan kemiliteran angkatan ke 2, keluarlah surat perintah untuk membentuk PETA. Namun, Letjen Kamakici Harada memutuskan agar pembentukkan PETA bukan inisiatif pemerintah Jepang, melainkan inisiatif bangsa Indonesia. Untuk itu, dicarilah seorang putera Indonesia yang berjiwa nasionalis untuk memimpin PETA. Akhirnya, pemerintah Balatentara Jepang meminta Gatot Mangunpraja Gambar Jajaran Angkatan Muda, mulai kanak-kanak dilatih kemiliteran oleh Jepang Sumber Tugiyono, 1985. seorang nasionalis yang bersimpati terhadap Jepang untuk menulis permohonan pembentukkan tentara PETA. Surat permohonan telah dikirim pada tanggal 7 September 1943 dan permohonan itu dikabulkan dengan dikeluarkan peraturan yang disebut Osamu Seirei No. 44, tanggal 3 Oktober 1943. Pembentukkan PETA, ternyata menarik perhatian para pemuda Indonesia, terutama yang telah mendapat pendidikan sekolah menengah dan para anggota Seinendan. Keanggotaan PETA dibedakan dalam beberapa pangkat yang berbeda sebenarnya bukan pangkat, tetapi nama jabatan. Ada lima macam pangkat, yaitu 1 Daidanco Komandan Batalyon, 2 Cudanco Komandan Kompi, 3 Shudanco Komandan Peleton, 4 Budanco Komanda Regu, dan 5 Giyuhei Prajurit Sukarela. Daidanco Komandan Batalyon dipilih dari tokoh-tokoh masyarakat yang terkemuka seperti pegawai pemerintah, pemimpin agama, pamong praja, para politikus, penegak hukum, dan sebagainya. Cudanco Komandan Kompi dipilih dari mereka yang bekerja, tetapi belum memiliki jabatan yang tinggi seperti para guru, juru tulis, dan sebagainya. Shudanco Komandan Peleton biasanya dipilih dari para pelajar sekolah lanjutan pertama dan atas. Budanco Komanda Regu dan Giyuhei Prajurit Sukarela dipilih dari para pelajar sekolah dasar. Para pemuda yang menjadi anggota PETA dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu; 1 mereka yang menjadi anggota PETA dengan semangat yang tinggi, 2 mereka yang menjadi anggota PETA karena dipengaruhi orang lain, dan 3 mereka yang menjadi anggota PETA dengan perasaan acuh tak acuh. Di antara mereka ada yang beranggapan bahwa kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik akan membawa perubahan hidup bangsa Indonesia, yaitu sebagai bangsa yang merdeka. Di sam-ping itu, ada yang percaya pada ramalan Joyoboyo bahwa Jepang akan meninggalkan Indonesia dan Indonesia akan menjadi negara yang merdeka. Untuk itu, Indonesia memerlukan tentara untuk mengamankan wilayahnya. Para anggota PETA mendapat pendidikan militer di Bogor pada lembaga Jawa Boei Giyugun Kanbu Renseitai Korps Latihan Pemimpin Gambar Para wanita dilatih baris-berbaris Sumber Tugiyono, 1985 Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa. Nama lembaga itu kemudian berubah menjadi Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai Korps Pendidikan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa. Setelah mendapat pendi-dikan, mereka ditempatkan pada daidan-daidan yang tersebar di Jawa, Madura, dan Bali. Dalam perkembangannya, beberapa anggota PETA mulai kecewa terhadap pemerintah Balatentara Jepang. Kekecewaan itu berujung pada meletusnya pemberontakkan. Pemberontakkan PETA terbesar terjadi di Blitar pada tanggal 14 Februari 1945 yang djipimpin oleh Supriyadi. Pemberontakkan itu dipicu karena kekejaman Jepang dalam memperlakukan para pemuda yang dijadikan tenaga romusha. Adapun organiasi semi militer yang dibentuk Jepang antara lain; 1 Gerakan 3A Jepang Pemimpin Asia, Jepang Cahaya Asia, dan Jepang Pelindung Asia merupakan organisasi sosial yang bertujuan untuk mewadahi bangsa Indonesia agar lebih mudah untuk mengaturnya, terutama untuk mencapai tujuan Jepang. Gerakan 3A yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin, bertujuan a Menghimpun bangsa indonesia untuk mengabdi kepada kepentingan Jepang. b Mempropagandakan kemenangan Jepang. c Menanamkan anti Barat, terutama Belanda, Inggris, dan USA. 2 Pusat Tenaga Rakyat Putera. Putera dibentuk untuk menggantikan Gerakan 3 A. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan semangat bangsa Indonesia dalam membantu pemerintah Jepang dalam perang melawan Sekutu. Putera didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan Kyai Haji Mansyur. Mengapa Jepang memilih tokoh-tokoh yang terkenal dan berpengaruh untuk memimpin Putera? Namun, para tokoh pergerakan nasional itu ingin menggunakan Putera sebagai alat perjuangan. Maksud tersebut diketahui oleh Jepang sehingga organisasi itu dibubarkan pada tahun 1944. Dengan demikian, maksud pembentukkan Putera tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. 3 Jawa Hokokai Kebaktian Rakyat Jawa. Organisasi ini dibentuk pada Gambar Latihan Seinendan bagi para pemuda Sumber Tugiyono, 1985. tahun 1944, setelah kedudukan pasukan Jepang semakin terdesak. Tujuannya adalah untuk menggerakan seluruh rakyat Indonesia agar berbakti kepada Jepang. Sebagai tanda bahwa rakyat benar-benar berbakti, maka rakyat harus rela berkurban, baik harta benda maupun jiwa dan raga untuk kepentingan perang Jepang. Rakyat Indonesia harus menyerah-kan emas, intan, dan segala harta benda terutama beras untuk kepentingan perang. Akibatnya, kemiskinan merajalela di mana-mana, rakyat hanya berpakaian karung goni, rakyat banyak yang mati karena kelaparan. Rakyat dididik/dilatih kemiliteran untuk memperkuat pertahanan Indonesia apabila diserang oleh Sekutu. Rakyat dipaksa untuk melaksanakan kerja paksa untuk membangun barak-barak militer. Rakyat dipaksa untuk menjadi romusha. d. Bidang sosial Salah satu kebijakan yang cukup penting dalam bidang sosial adalah pembagian kelas masyarakat seperti pada zaman Belanda. Masyarakat hanya dibedakan menjadi saudara tua’ Jepang dan saudara muda’ Indonesia. Sedangkan penduduk Timur asing, terutama Cina adalah golongan masyarakat yang sangat dicurigai karena di negeri leluhurnya bangsa Cina telah mempersulit bangsa Jepang dalam mewujudkan cita-citanya. Hal ini sesuai dengan propaganda Jepang bahwa Asia untuk bangsa Asia’. Namun dalam kenyataannya, Indonesia bukan untuk bangsa Asia, melainkan untuk bangsa Jepang. Untuk mencapai tujuannya, Jepang mengeluarkan beberapa kebijakan di bidang sosial, seperti 1 Pembentukkan Rukun Tetangga RT. Untuk mempermudah pengawasan dan pengerahan penduduk, pemerintah Jepang membentuk Tanarigumi RT. Pada waktu itu, Jepang membu-tuhkan tenaga yang sangat besar jumlahnya untuk membuat benteng-benteng pertahanan, lapangan pesawat terbang darurat, jalan, dan jembatan. Pengerahan masyarakat sangat terasa dengan adanya Kinrohoishi kerja bakti yang menyerupai Gambar Para petani menyerahkan padi ke Jepang Sumber Tugiyono, 1985 dengan kerja paksa. Oleh karena itu, pembentukkan RT dipandang sangat efektif untuk mengerahkan dan mengawasi aktivitas masyarakat. 2 Romusha adalah pengerahan tenaga kerja secara paksa untuk membantu tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh Jepang. Pada awalnya, romusha dilaksanakan dengan sukarela, tetapi lama kelamaan dilaksanakan secara paksa. Bahkan, setiap desa diwajibkan untuk menyediakan tenaga dalam jumlah tertentu. Hal itu dapat dimaklumi karena daerah peperangan Jepang semakin luas. Tenaga romusha dikirim ke beberapa daerah di Indonesia, bahkan ada yang dikirim ke Malaysia, Myanmar, Serawak, Thai-land, dan Vietnam. Para tenaga romusha diperlakukan secara kasar oleh Balatentara Jepang. Mereka dipaksa untuk bekerja berat tanpa mendapatkan makanan, minuman, dan jaminan kesehatan yang layak. Kekejaman Jepang terhadap tenaga romusha menyebabkan para pemuda berusaha menghindar agar tidak dijadikan tenaga romusha. Akhirnya, Jepang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kasar. 3 Pendidikan. Pada zaman Jepang, pendidikan mengalami peru-bahan. Sekolah Dasar Gokumin Gakko diperuntukkan untuk semua warga masyarakat tanpa membedakan status sosialnya. Pendidikan ini ditempuh selama enam tahun. Sekolah menengah dibedakan menjadi dua, yaitu Shoto Chu Gakko SMP dan Chu Gakko SMA. Di samping itu, ada Sekolah Pertukangan Kogyo Gakko, Sekolah Teknik Menengah Kogyo Sermon Gakko, dan Sekolah Guru yang dibedakan menjadi tiga tingkatan. Sekolah Guru dua tahun Syoto Sihan Gakko, Sekolah Guru empat tahun Guto Sihan Gakko, dan Sekolah Guru dua tahun Koto Sihan Gakko. Seperti pada zaman Belanda, Jepang tidak menyelenggarakan jenjang pendidikan universitas. Yang ada hanya Sekolah Tinggi Kedokteran Ika Dai Gakko di Jakarta, Sekolah Tinggi Teknik Kagyo Dai Gakko di Bandung. Kedua Sekolah Tinggi itu meru-pakan kelanjutan pada zaman Belanda. Untuk menyiapkan kader pamong praja diselenggarakan Sekolah Tinggi Pamongpraja Kenkoku Gakuin di Jakarta. 4 Penggunaan Bahasa Indonesia. Menurut Prof. Dr. A. Teeuw ahli Bahasa Indonesia berkebangsaan Belanda bahwa pendu-dukan Jepang Gambar Gambaran yang menunjukkan kemiskinan endemis masa pendudukan Jepang di Indonesia Sumber Tugiyono, 1985. merupakan masa bersejarah bagi Bahasa Indone-sia. Tahun 1942, pemerintah pendudukan Jepang melarang penggunaan Bahasa Belanda dan digantikan dengan Bahasa Indonesia. Bahkan, pada tahun 1943 semua tulisan yang berba-hasa Belanda dihapuskan diganti dengan tulisan berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai bahasa pergaulan, teta-pi telah menjadi bahasa resmi pada instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Sejak saat itu, banyak karya sastra telah ditulis dalam Bahasa Indonesia, seperti karya Armin Pane yang berjudul Kami Perempuan 1943, Djinak-djinak Merpati, Hantu Perempuan 1944, Barang Tidak Berharga 1945, dan sebagai-nya. Pengarang lain seperti Abu Hanifah yang lebih dikenal dengan nama samaran El Hakim dengan karyanya berjudul Taufan di atas Angin, Dewi Reni, dan Insan Kamil. Selain itu, penyair terkenal pada masa pendudukan Jepang, Chairil Anwar yang mendapat gelar tokoh Angkatan ’45 dengan karyanya Aku, Kerawang Bekasi, dan sebagainya. Dengan demikian, pemerintah pendudukan Jepang telah mem-berikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk mengguna-kan dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa resmi, bahasa penulisan, dan sebagainya. Bahasa Indonesia pun berkembang ke seluruh pelosok Tanah Air. RANGKUMAN Serangan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939 menandai munculnya Perang Dunia II. Serangan itu akhirnya menyulut peperangan di antara negara-negara Eropa, termasuk Amerika Serikat. Oleh karena itu perang ini sering dinamai Perang Eropa. Pada masa Perang Dunia II Jepang mengobarkan Perang Asia Timur Raya. Perang ini diawali dengan penyerbuan yang sangat gemilang pasukan tentara Jepang ke Pangkalan Angkatan Perang Amerika di Pearl Harbour. Setelah penyerbuan itu, bagaikan air bah tak terbendung, pasukan Jepang terus bergerak ke selatan, dan masuk ke Indonesia. Tentara Belanda di Indonesia dengan begitu mudahnya digilas bala tentara Jepang, Akhirnya tentara Belanda menyerah tanpa Gambar Para pekerja Romusha sedang bekerja Sumber Tugiyono, 1985 syarat kepada bala tentara Jepang. Setelah menguasai Indonesia, bala tentara Jepang kemudian membentuk pemerintahan militer pendudukan Jepang, yaitu Pemerintahan militer Angkatan Darat Tentara Kedua Puluh Lima untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi, Pemerintahan militer Angkatan Darat Tentara Keenam Belas untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta dan Pemerintahan militer Angkatan Laut Armada Selatan Kedua untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pusatnya di Makasar Ujungpandang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia Jepang kemudian membentuk beberapa organisasi. Organisasi itu antara lain. Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai. Jepang juga membentuk organisasi militer, antara lain tanda merah di cut Heiho dan PETA. Di samping membentuk organisasi, Jepang juga mengadakan pengerahan tenaga rakyat secara paksa romusha dan pengerahan/pengumpulan paksa hasil produk pertanian dari rakyat Indone-sia. Walau hanya berlangsung singkat, kurang lebih tiga setengah tahun, pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak yang sangat mendalam bagi penderitaan bangsaIndonesia. Penderitaan, kelaparan, penyakit menjadi bagian kehidupan yang dominan dalam masa pendudukan Jepang. LATIHAN I. Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pertanyaan-pertanyaan di
ኡ βաχ οстօξαζуса
Δюծомеղα ուչዋмոцуτա свե
Ошеውэбι ևчаտևнуваф
ሧ рιኛоሻኽրኤծ
Оκаኮυպո ጢиጦυвру ነէጨечуጫоτω
Ичуցеլ ጎщигፃциզ щθτе
Ечυфем лէктиթኣ ሲξиሲа
ኾчևχ нут аջеቿяጹиራι
E penerapan kebijakan Romusha. Pembahasan: Kebijakan politik Jepang di Indonesia antara lain: Membubarkan seluruh organisasi pergerakan nasional Indonesia, kecuali MIAI. Melibatkan berbagai tokoh nasionalis Indonesia dalam rangka menarik simpati bangsa Indonesia. Membagi wilayah Indonesia menjadi 3 daerah kekuasaan. Pemerintahan bersifat militer.
Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Bidang politikJepang menyebarkan propagandamengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,melarang penggunaan bahasa Belanda,mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, danmengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Bidang EkonomiSemua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya membangun fasilitas perang, Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak Bidang SosialPada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah Bidang MiliterDalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang membentuk organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi Bidang BudayaPada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar
Jepangpun mulai mengadakan aksi gempuran-gempuran dalam menguasai wilayah dan pada akhirnya Jepang pun berhasil merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda. Keberadaan Jepang di Indonesia tidaklah lama, namun banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat Jepang di Indonesia baik dalam bidang pemerintahan, ekonomi, sosial-politik, dan lainnya.
Pendudukan Jepang di Indonesia membawa dampak pada masyarakat Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Pada bidang politik, Jepang membuat sistem pemerintahan yang dibuat sesuai dengan keinginannya seperti desa dengan Ku, kecamatan dengan So, kawedanan dengan Gun, kotapraja dengan Syi, kabupaten dengan Ken, dan karesidenan dengan Syu. Di bidang ekonomi, penerapan sistem ekonomi perang membuat putusnya hubungan dengan perdagangan dunia yang mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Kemudian pada bidang sosial, Jepang melakukan mobilisasi dengan memperkenalkan sistem tonarigumi. Tonarigumi adalah unit terkecil dari kebijakan pangan dengan rumah tangga petani sebagai sumber penyerahan pangan sekaligus tenaga yang diperlukan untuk keperluan gotong royong. Sistem ini bertujuan mengendalikan stok pangan masyarakat. Adapun di bidang budaya, Jepang segera mengeluarkan larangan penggunaan bahasa Belanda. Aturan ini berdampak positif bagi perkembangan bahasa Indonesia. Jepang berusaha menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi di seluruh pelosok Indonesia agar pemerintah Jepang dapat dengan mudah mengerahkan rakyat Indonesia dalam Perang Asia Timur Raya Perang Pasifik. Dan untuk di bidang pendidikan Jepang menjadikan semua lembaga pendidikan sebagai alat mengembangkan doktrin "Kemakmuran Asia Timur Raya" di bawah pimpinan Jepang. Dengan demikian, Jepang mengizinkan penggunaan bahasa indonesia sebagai alat berkomunikasi di kehidupan sehari-hari agar pemerintah Jepang dapat dengan mudah mengerahkan rakyat Indonesia dalam Perang Asia Timur Raya Perang Pasifik.
.
kemukakan kebijakan pemerintah jepang dalam bidang bahasa indonesia